Rabu, 15 Februari 2012

Biarlah debu melebur bersama kepakkan sayap indah ku,,,,

Sang kupu-kupu mulai mencoba bertahan dalam sangkar yang megah nan indah. Mulai belajar memaknai arti kehidupan, mempelajari bagaimana terbang dengan indah tanpa bergantung pada orang lain, berusaha menemukan jalan yang awalnya tak berujung kini tlah mempunyai arah yang pasti. Bagaimana tidak, selama 19 tahun kupu-kupu tersebut belajar untuk bisa terus menghadapi cobaan walaupun kerap kali sang badai mengamuk, menghadapi setiap tantangan yang siap menerkam dari belakang. Kini, kupu-kupu itu tlah menjadi sosok kupu-kupu yang indah tapi terkadang banyak bunga bahkan kupu-kupu yang lain pun enggan menatap wajahnya karena terlalu indahnya ia akan sayapnya yang menawan hati para kumbang.

Kumbang-kumbang terbang kesana-kemari mengitari langit yang bernuansa biru dan sesekali sang kumbang menatap wajah indah sang kupu-kupu yang tengah mengepakkan sayapnya diatas bunga kesturi nan elok, sang kumbang mencoba untuk tidak menatapnya dua kali karena takut akan indahnya rupa akan menyesatkan iman. Saat sang kupu-kupu mengepakkan sayapnya dan mulai terbang sambil bercengkerama dengan pohon cemara, muncul di benak kumbang untuk mencoba mengikutinya dari belakang. Sang kumbang ingin mengetahui apa yang dilakukan sang kupu-kupu saat mulai menghabiskan waktu di langit nan biru  sendirian. Setelah, sang kumbang mengikuti dari belakang ternyata, sang kupu-kupu tengah duduk manis ditengah rerumputan hijau nan indah. Di atas hamparan rumput itu, sang kupu-kupu tengah duduk melamun, entah apa yang dia pikirkan,,dengan wajah sayu dia menatap jauh hamparan rumput tersebut dan berharap ada belalang ataupun burung-burung mengajaknya bercanda dan bercerita.  Tapi, nyatanya, semuanya membisu..

Kupu-kupu malang ini sangat membutuhkan semangat dan motivasi dari orang-orang yang ia sayangi. Ia tak ubahnya seperti belalang murahan yang hinggap diatas daun padi yang tlah menguning hingga rontok dimakan ulat. Kupu-kupu indah yang manis ini kini tak ubahnya seperti binatang-binatang kecil yang ada dihamparan sawah yang tak terlihat bahkan menjijikkan bagi semua orang. Semua menertawakan hingga kupu-kupu tak mampu menahan kesedihannya dia memilih untuk diam dan bersikap bijak menghadapinya.

Tak ada satu orang pun yang bisa memahami perasaannya,,,tak ada yang mampu menyentuh hati kecilnya dengan sepucuk nasehat. Tak ada yang mengerti resahnya kupu-kupu akan linangan airmata yang kerap memburu matanya yang sayu. Tak ada satu pun kebahagiaan yang hinggap diatas helaian ranting-ranting tawanya,,,tak ada satu pun!!! Kini, kupu-kupu hanya bisa melukiskan kisah sedih dengan canda tawa yang sebenarnya palsu di depan kupu-kupu yang lainnya. Kupu-kupu hanya bisa tersenyum sejenak setelah itu kesakitan bathin merintih tak kuasa hingga menyiksa gumpalan senyumnya. Kini, sang kumbang pun tak lagi mengajaknya bercerita seperti dulu, menghabiskan waktu bersama sembari menunggu anak-anak burung belajar mengepakkan sayapnya di tengah-tengah ranting pinus. Sang kumbang pun, tak pernah menatap kesedihan yang kian lama makin mendera dan merasuki mimpi sang kupu-kupu.

Adekk Zhi_Zhie
Sang kumbang tlah berubah. Tak lagi memperhatikan sang kupu-kupu. Sudah tak lagi menebar senyum pada sang kupu-kupu. 
Kini, sang kupu-kupu sendiri dan bener-bener sendiri mengarungi samudera yang tak berujung, sedang sang kumbang tengah asyik bercengkerama dengan kupu-kupu yang lainnya,,,, Kebencian ini mungkin akan berakhir dengan senyuman, tetapi tak tahu entah kapan……..

Tidak ada komentar: