Biarkanlah atas Izin-Nya lah, cerita ini akan
terus mengurai………
Barang kali inilah yang sering
disebut banyak orang “setiap pertemuan pasti ada perpisahan”. Pertemuan yang
mengisyaratkan bahwa kebahagiaan itu tak hanya datang pada seseorang yang
menjanjikan kebahagiaan untuk kita tetapi juga, pada seseorang yang menjanjikan
kita akan kepalsuan belaka. Kini, kepalsuan itu semakin Nampak, dikala sang
surya mulai menggeser raga nya dipangkuan langit dan sejenak terbungkam tanpa
berani mengatakan sepatah kata pun. Baru saja merasakan kebahagiaan yang
mendalam, kini muncul lagi kesedihan yang menghadirkan nestapa yang tak akan
ada habisnya, hingga air mata tak mampu membendung derita yang sepertinya tak
semua orang memahaminya.
Terdengar sayup-sayup asma Allah
didengungkan dan saat itu pula tanpa sadar tertera sebaris kalimat nan indah
dan begitu bersahaja. Mengisi relung yang kosong dengan senyum dan semangat
yang mampu getarkan mata hati hingga mampu membasahi hati yang kian lama kian
kering dan pupus hanya karena kekecewaan yang mendalam. Sepertinya, barisan
kalimat indah itu membutuhkan jawaban yang sebenarnya tak harus dijawab karena,
hati tlah mengatakan bahwa “semuanya ku lakukan demi Allah, dan karena Allah
jua-lah aku mencoba melakukan ini semua”. Semoga tak sia-sia dan tak berujung
kekhawatiran yang mendalam. Mencoba berpikir arif tlah dicoba, hingga spirit
ikhlas selalu menghiasi qalbu yang semakin lama semakin takut kehilangan sinar
matahari yang terkadang cenderung memilih awan untuk bertengger menunggu
lukisan langit selesai mewarnai hati.
Ku coba menahan badai yang
telah menggumpal dalam dada ini, hingga meyesakkan hati. Andai bisa ku putar
waktu ingin rasanya menghirup wangi keabadian hati yang tengah menari diatas
nestapa yang kian lama makin menangis. Kata-kata itu masih terngiang bahkan
mengambang diatas bola mata yang tengah mencari sepercik kebahagiaan. Setelah
di cari, ternyata tak ada yang bisa ditemui, akankah kepalsuan ini tetap
membungkus keegoisan??? Masihkah ketidakpedulian ini terus menggelepar diatas
gersangnya rerumputan liar yang ada di ujung sana??? Ataukah semuanya harus
berakhir, dan harus dihancurkan sekarang juga,,agar semuanya bisa tenang
menjalani pahit dan manisnya ketidakadilan yang hadir.
Bertahan,,,yaaa,…mungkin
bertahan. Tapi bertahan untuk apa?? Apa dengan bertahan di garis yang abu-abu
ini bisa mengembalikan hati yang telah dilukai hingga sampai berdarah-darah???
aPakah dengan bertahan semuanya akan berhenti dan tidak akan lagi terjadi
pertumpahan air mata yang kerap mengganggu tidur indah ini??? Cepat pergi kau
pengganggu. Jangan ganggu ketenangan hati ini. Biarkan jiwa ini tenang bersama
mata yang menjaga airmata ku agar tak menetes ke pipi. Biarkan jiwa ini tenang
bersama raga yang tengah tertidur sampai fajar yang akan membangunkannya.
Biarkan jiwa ini bertasbih bersama daun-daun yang tengah menunggu angin
menamparnya.
Semoga hati ini
tenang,,,layaknya kebahagiaan yang setia menggelantung di ujung jari jemari.
Jari jemari yang sebentar lagi akan dilingkari mitsaqan ghalizan. Semoga ini
bukan mimpi buruk yang akan menjadi momok dalam tiap tidur,,tetapi menjadi
penenang saat raga ini mulai rapuh. Bismillahirrahmaanirrahim……..
jaga lah semuanya hingga tuhan
tak mampu memisahkan burung dengan sayapnya. Biarlah sayap yang akan membantu
burung menemukan tempat terindah yang tengah tuhan sediakan. Percayalah pada
Tuhan,,,bahwa hanya Dia-Lah sutradara hati kita,,yang akan menentukan kisah ini
berlanjut atau berhenti sampai disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar