Duhai calon tulang rusukku
Aku akan segera hadir dalam dinginnya malam dengan hangatnya jiwa
Ku tunggu hingga jawaban Ijab Qabul terucap dari lisanmu
Aku akan menjaga dalam harumnya semerbak dalam jiwaku
Dan aku akan menghamparkan sajadah sebagai alas sujud kita
Dengan hadirku sebagai ratu dihatimu, Insya Allah akan menyempurnakan sholat kita
Sungguh engkau takkan rela jika, calon bidadarimu ini menangis
Ketika engkau terluka kan kubalut dengan cinta jiwa yang merona
Menyembuhkan segala perih dalam jiwamu
Aku tak banyak bicara karna aku takut ketika aku menyapa, engkau terpesona pada apa yang ku ucap
Aku menunduk malu, tak berani menatap mata binar yang engkau miliki
Karena aku takut dapat memudarkan imanku
Deru do’amu teiring “Aaaaamiin” dari lisanku......
Wahai calon imam ku
Disini Aku beranjak menjadi dewasa, agar Aku lebih bijak menyingkapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak. Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan lebih baik.
Kadang Aku bertanya2, kenapa Allah selalu menguji tempat dihati ku bagian terpaan diri ku. Namun kini Aku tahu jawabnya, Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar Aku senantiasa kembali mengingat untuk menuju jalan-Nya
Ku tulis bait ini dalam rangkaian malamku yang panjang
Ku ungkap getar ini dalam ragu yang tertahan...
Untukmu seorang ikhwan yang tak juga kunjung datang...
Aku bersama semua baktiku yang tertunda
Bersama sepotong cinta yang tak akan sempurna
Bila tidak juga kau ada...
Ketahuilah...
Bahwa aku wanita asing bagimu
Nanti terangkanlah apa - apa yang tidak kumengerti darimu
Terangkanlah apa-apa yang tidak tersukai darimu
Agar gelar istri sholehah menjadi mahkotaku untuk mendampingimu...
Duhai calon suamiku yang masih sibuk dalam kelelahanmu...
Ketahuilah bahwa aku selalu menunggumu..
Menunggu menjadi kendaraan yang nyaman buatmu..
Menjadi rumah yang lapang untukmu...
Menjadi penunjuk jalan yang lurus untukmu...
Menjadi penyejuk hatimu..
Wahai calon imam ku
Entah dimana dirimu kini, tapi aku yakin Allah mencintaimu sebagaimana Dia mencintai ku. Aku yakin Dia tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh hingga Aku pun bangga memilikimu kelak
Apa yang ku harapkan darimu adalah kesolehan. Semoga sama halnya dengan dirimu kerana apabila kecantikan yang kau harapkan dari ku, hanyalah sia-sia yang akan kau dapati.
Namun nanti setelah menjadi istrimu, Aku berharap menjadi pendamping yang solehah, agar disyurga cukup Aku yang menjadi bidadarimu. Walau Aku ini pencemburu berat, kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai dari pada Aku, sungguh Aku rela. Aku harap begitu pula dirimu.
Aku yakin, kaulah yang ku nantikan, meski nanti kau bukanlah orang ku harapkan calon suami ku yang dirahmati Allah .
Apabilah hanya sebuah gubuk menjadi pernikahan kita takkan ku namai dengan gubuk derita,dan akan menjadi indah ketika dihiasi dengan cinta dan kasih.
Bunga akan indah pada waktunya ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah ku persiapkan diri ini sebaik-baiknya untuk menyambut kehadiranmu di dalam kehidupan ku
Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik, meski bukan umat terbaik, tapi setidak-tidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.
Calon Suamiku
Inilah sekilas harapan ku yang terukir dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasa dapat diungkapkan dengan kata-kata, itulah yang kini ku hadapi
Kelak saat kita bersama, maka disitulah kau akan memahami diri ku, sama halnya dengan diri ku yang akan belajar memahami dirimu
Bersabarlah calon suami ku
Doa ku selalu agar Allah memudahkan jalanmu untuk menjemput ku sebagai bidadarimu
Semoga Allah selalu menjagamu agar tak tersentuh yang bukan mahrammu, meski hanya seujung kuku. Agar kau bisa mempersembahkan dirimu seutuhnya untuk ku seperti halnya Aku yang ingin mempersembahkan diri ku seutuhnya hanya untukmu
Duhai Pemilik tulang rusukku, Aku Diam sengaja tak menampakkan diri, agar engkau benar-benar
Menemukanku dalam sujudmu istikharah Cintamu...
Maka Temukanlah Aku Wahai Calon imam dalam Sholatku
♥ Salam Ta'aruf Fillah ♥
NB: Kalo' mw silahkan di sHare ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar