Minggu, 25 November 2012

ANTARA AYRA, CINTA DAN RAZKA


            Hiruk pikuk gemerlap kota Jakarta menambah semangat ku untuk melakukan aktivitas yang tak bisa aku tinggalkan dalam hidupku. Dalam hidupku, kata “shopping” adalah aktivitas yang paling menyenangkan dan bisa menghilangkan stress. Yaahh,,,shopping !! perempuan mana yang tak suka dengan aktivitas ini, semua orang menyukainya dan aku adalah shopping holic nya. Kenalin, nama aku Almayra Putri Azallea. Biasa di panggil Ayra sama temen-temen ku di kampus. Sekarang mahasiswi Aktif jurusan Akuntansi di kampus swasta. Kegiatan ku selain kuliah, traveling dan kongkow bareng dan hang-out bareng sahabat aku, ada satu hal kegiatan yang rutin aku lakukan, setelah pulang dari kampus, yaitu shopping, mataku tak pernah bergeming untuk sekedar cuci mata di Mall atau hanya sekedar melihat barang-barang atau aksesoris yang lumayan menarik. Nggak belanja sehari saja, rasanya ada yang kurang. Meskipun, hanya membeli satu atau dua pernik atau aksesoris.
            Masalah harga, bukan masalah buat aku. Yang penting, hasrat untuk belanja sepuas-puasnya kesampaian juga. Semua jenis baju, celana, kaos, aksesoris, tas sampai barang-barang mewah bahkan barang-barang murah (kelas menengah ke bawah) sudah pernah aku beli dan borong semuanya. Maklum, aku kan anak tunggal. Mama dan Papa sibuk dengan proyek, pekerjaan dan rutinitasnya masing-masing. Aku sebagai anak tunggal dan putri kesayangan Papa, selalu di manja. Aku minta apapun Papa pasti langsung transferin uang buat aku. Papa kan pengusaha sukses di Kalimantan, proyek nya pun selalu gol dan tak heran kalau Papa dapat keuntungan banyak. Begitu pula dengan Mama. Mama sekarang menetap di Kalimantan menemani Papa yang lagi ada proyek baru di sana selama 3  (tiga) bulan. Aku di Jakarta, hanya tinggal bersama Pembantu dan Supir saja. Memang sih, kasih sayang kurang aku dapatkan, tetapi bicara tentang financial aku tak pernah kurang bahkan lebih dari cukup.
            Non Ayra, bangun??? Ini udah jam 8. Non, kan harus ke kampus sekarang”. “Aduuhh bi’,,Ayra masih ngantuk. Ayra bolos kuliah ajaahh...” dengan suara serak. “Jangan gitu non, hari ini kan Non Ayra ada Ujian ?? masak Non Ayra, nggak masuk ???”. Setelah mendengar pernyataan itu, Ayra bangun dan berdiri tegak dan dengan wajah yang begitu kalut dan pipi merah merona tersentak, “Aduuhh,,,mampus dehh aku !!! hari ini kan, ada ujian dari Profesor Amar... Bi’ siapin baju aku dan sarapan yaahh ?? aku mau mandi dulu..”, Bibi’ pun segera melaksanakan perintah dari Ayra “Iya non...”.
** Setengah jam kemudian **
            Sesampainya di kampus. Ayra, dengan gaya cool nya dan dengan gaya santainya berjalan menuju arah kelas. Tanpa tahu bahwa dia sudah telat 5 menit yang lalu. “Pagi prof ???” dengan wajah tak berdosa Ayra menyapa Profesor yang paling killer se antero kampus. “Pagi Ayra. Saya beri kamu pilihan dalam mengerjakan ujian pagi ini. Pilih keluar kelas atau mengerjakan lembar ujian saya di bawah terik matahari di depan halaman fakultas Ekonomi ??” matanya melotot. “Ayra nggak salah dengar prof?? Kenapa harus seperti itu. Ayra nggak telat pak?? Ayra udah ontime pagi ini.” Badan gugup dan keringat dingin mulai mengalir di tangan nya. “Apa?? Ontime?? Di rumah punya  jam nggak?? Coba kamu lihat, sekarang jam berapa?? Saya pasling tidak suka melihat mahasiswa/i yang saya ajar, malesan dan suka telat kayak kamu”. “hehehe..maaf pak?? Saya kan hanya telat 5 menit pak, masak nggak di kasih keringanan gitu ???”. “Saya akan memberi keringanan hukuman pada mahasiswa/i yang hanya 1 atau 2 kali telat dalam mengikuti perkuliahan saya. Sedangkan kamu, terlalu sering mengulangi kesalahan dan untuk kali ini tidak bisa di maafkan. Untuk mempersingkat waktu, kamu pilih keluar dari ruangan ini atau mengerjakan ujian ini diluar???” emosi sudah memuncak dan memenuhi ubun-ubunnya.
            Akhirnya, Ayra dengan wajah pasrah dan lemas berjalan menuju halaman fakultas Ekonomi. Panas matahari mulai memanggang kulitnya, peluh pun membasahi pipi dan sekujur badannya dan ditambah lagi dengan soal ujian yang begitu membuatnya tertekan, karena semalam dia tidak belajar sama sekali, waktunya tersita gara-gara di ajak shopping oleh sahabatnya. Waktu berjalan selama dua jam, tanpa disadari waktu sudah habis, dan harus segera di kumpulkan. “Mana lembar jawabanmu??”. Suara itu mengagetkannya. “Udah selesai pak” sambil menyerahkan lembar jawabannya ke Profesor Amar. “Lain kali, jangan telat. Memangnya, kamu nggak malu apa di liyatin orang banyak gara-gara ngerjain ujian diluar kelas??”. Ayra hanya terdiam seribu bahasa tanpa berkutik sedikitpun. Malu pun melandanya. Ia pun bergegas meninggalkan area kampus dan menuju ke arah mobil. “Sialan,,apes banget sih hari ini?? Salah aku apa coba?? Telat lima menit saja nggak ada ampun buat profesor Amar..aduuhh,,ayra??? Bego banget siihh kamu?? Malu tauuk?? Diketawa’in banyak orang. Masa’ sih perempuan cantik, sexy, supel, dan modis kayak aku ngerjain ujian di luar kelas, di halaman fakultas dibawah terik matahari??? Aduuhh,,how a bad day for me!!!” sambil menggerutu dan menyesali yang telah terjadi dua jam yang lalu.
            Nasi sudah menjadi bubur. Itulah ibarat kata yang tepat untuk Ayra saat ini. Disaat tengah meratapi hal konyol yang terjadi tadi, tiba-tiba di kagetkan oleh suara melengking dari arah luar mobil. “Hellow cinta?? Apa kabar?? Gimana ujian out-door nya tadi?? Seru nggak???” dengan wajah ceria dan bahagia melihat sahabatnya Ayra yang tengah sedih. “Seru dari mananya ?? yang ada aku tuh malu tau nggak?? Di liyatin anak-anak tauk??? Mau simpan dimana coba muka aku?? Malu tauu riinn???” wajah kesal menyelimutinya.”Makanya, Ra...jadi cewek itu disiplin dikit dong?? Bangun pagi, udah tau ad ujian malah bangunnya kesiangan udah gitu nggak belajar lagii??? Aku punya ide, gimana kalau wajah kamu yang udah terlanjur malu itu, kita bawa ke Mall aja??? Setuju nggak ???”. “hahaha..setuju banget. Boring nih di kampus, suasananya begini-begini aja,,ayoo berangkat !!!” sambil Ayra menstarter mobilnya.
            Sesampainya di Mall, mata Ayra sudah fokus dengan barang-barang mahal nan mewah yang ada di etalase-etalase distro. Begitu pula dengan Karin. Karin, adalah sahabat Ayra sejak SMP. Karyn, punya hobi yang sama dengan Ayra. Cuma bedanya Karin lebih pandai menahan hasrat hura-hura nya ketimbang Ayra. Karin sosok sahabat yang pengertian, baik, dan loyal. Tapi, ada satu sifatnya yang di benci Ayra, yaitu cerewetnya terus ditambah sama suaranya yang melengking sampai-sampai memecah gedung perbelanjaan. “Ra, kamu mau beli apa sih?? Dari tadi muter-muter nggak jelas.Hmm..nggak tau nih..bingung mau beli apa, sambil matanya melirik salah seorang laki-laki yang berjas biru dongker di samping pintu distro. Mata @yra selalu mengikuti, kemana pun laki-laki itu berjalan, dan.... Hayooo?? Ngeliyatin mas-mas yang jas biru dongker yaa?? Dengan wajah dan pipi memerah, Ayra berusaha menutupi kekagetannya ngggg...nggak kok, siapa bilang?? Aku lagi milih-milih baju kok. Oya, menurut mu baju mana yang paling pas buat aku rin???. Halaahh,,,nggak usah kebanyakan alasan dehh aku tau kok kalau kamu dari tadi merhati’in laki-laki itu, ngaku aja???. Senyum mulai terukir di wajahnya dan dengan wajah yang begitu polos ia mengatakan dengan sejujur-jujurnya, hehehe...iyaa rin. Abisnya, masnya itu unyu-unyu banget. Aku naksir sama dia rin...!!! Tuh kan aku bilang juga apa. Udah ketebak kok dari rona wajahmu. Dari tadi merhati’in masnya terus. Udah ahh,,ayo balik. Udah sore nih. Setelah Ayra dan Karin keluar dari distro mereka pun bergegas meninggalkan mall tersebut.
            Sesampainya di rumah, seperti biasa Ayra langsung mencoba semua pakaian, tas, celana, rok, gaun, aksesoris dan sejumlah pernak-pernik lainnya. Kali ini, belanjaan Ayra begitu banyak alias “di borong” olehnya. Hingga akhirnya, konsentrasinya pun buyar setelah terdengar bunyi handphone dari dalam tasnya dan ternyata ada telepon dari Mama nya yang sekarang ada di Kalimantan. Ayra ??? suara seorang perempuan paruh baya terdengar. Dengan cepat Ayra menjawab Iya ma?? Ada apa?? Tumben banget telpon Ayra sore-sore gini. Nggak kerja ma??. Nggak...!! mama agy break kok. Ntar di lanjutin lagi kok. Ayra, sudah berapa kali kamu belanja selama seminggu ini??? Kok mama lihat ada banyak pengeluaran di minggu-minggu terakhir ini. Transaksi penarikannya pun berkisar antara 2-5 juta. Kamu belanja apa aja sih!!?? Suaranya semakin keras dan lantang, maklum Mama nya Ayra selalu marah-marah kalau Ayra terlalu over hura-huranya. Hehehe...biasa ma, namanya juga cewek. Kebutuhannya kan banyak, sama kan kayak mama juga. Begitupun dengan Ayra, ma. Lagian, uang 5 juta nggak seberapa kok, di banding sama harga emas dan berliannya mama yang ada di lemari, demikianlah bahasa Ayra jika sedang membela dirinya didepan Mamanya, karena Mama nya pun shopping holic seperti dirinya. Ya sudah kalau begitu. Oya, mama mau ke Surabaya besok. Mau membicarakan acara pertunangan kamu, telepon pun berakhir dan Ayra belum sempat menjawab. Satu menit setelah telepon berakhir, terdengar bunyi pesan masuk dari handphonenya, dan setelah dibuka ada sms dari Karin, bahwa Karin ingin mengajaknya ke distro yang mereka kunjungi tadi siang.
** Esok Hari Kemudian **
            Ada apa sih rin??? Kok, tiba-tiba kamu ngajakin aku ke distro yang kemarin siang itu?? Mau belanja lagi?? Aku udah nggak mau belanja lagi rin, pengeluaranku selama seminggu ini membengkak dan imbasnya Mama ku marah-marah lewat telepon kemarin sore, wajah Ayra yang awalnya manis menjadi masam dan menggerutu itu semua karena teringat dengan obrolan tentang pertunangannya. Mata Karin pun masih melirik kiri-kanan setiap pengunjung yang ada di Mall tersebut, Aduhh,,kamu tuh gimana sih ra. Katanya, naksir tapi nggak di kejar. Maka dari itu kita harus mata-matain dia, siapa tau sekarang dia ada di distro. Ayo cepetan!!. Setelah naik turun tangga, akhirnya sampai juga di distro tempat Ayra dan Karin biasanya belanja, dan ternyata laki-laki berjas biru dongker kemarin sore itu pun ada di distro tersebut dan mengenakan jas berwarna hitam dengan baju lengan panjang berwarna merah corak garis-garis. Ra...ra...raa...itu loh mas gantengnya!! Yang makek jas warna item?? Aduuh,,ganteng banget tau. Ayo kita masuk yuk,,sekalian liyatin mas ganteng terus sekalian belanja juga. Spontan Ayra menjawab, nggaakk,,,nggaaakk...aku nggak shopping rin hari ini. Kemarin kan, baru aja selesai shopping masa’ shopping lagi sih??? Kamu ajah gih yang shopping, sekalian akt nemenin kamu gitu. Kamu shopping terus aku PDKT’an sama mas gantengnya, gimana???. Karin berhenti sejenak dan memikirkan sesuatu, Ya udah kalau gitu. Aku setuju kok, yang penting sahabatku Ayra bahagia, hehehe. Setelah beberapa jam memilih-milih baju dan pernak-pernik lainnya, keduanya pun bergegas menuju tempat kasir, dan Ayra pun masih memandangi laki-laki berjas hitam tersebut dalam-dalam, kelihatan sekali bahwa Ayra sangat suka pada laki-laki itu.
            Keheningan pun, hilang begitu saja karena terganggu oleh suara dari Karin yang melengking. Saat itu Karin tengah bercengkerama dengan seorang kasir di distro tersebut, Mbak, mau nanya??? Senyum pertama pun mulai tergambar di wajah kasir tersebut dan menjawab. Iya mbak. Ada yang bisa saya bantu???. Tanpa basa-basi Karin langsung ke pokok pembicaraan, Mbak tau nggak siapa nama laki-laki yang berjas hitam itu??? Sambil menunjuk arah tempat dimana laki-laki tersebut berdiri. Dengan tangkas kasir itu pun menjawab, Oohh,,,pak Razka Maghrazan?? Dia itu... dengan cepatnya Ayra langsung memotong pembicaraan tersebut, Pak Razka?? Dia Manager di sini ya mbak???. Dan kasir pun menjawab sambil memasukkan barang belanjaan Karin, Lebih tepatnya pemilik distro ini mbak. Dengan gaya tersipu, Ayra berkata pada Karin, Waahh...tajir banget tuh orang rin. Bayangkan aja, cowok se-muda dan se-ganteng itu udah punya distro sendiri. Keren kan??. Karin hanya tersenyum saja saat sahabatnya Ayra mengagung-agungkan seorang Razka. Setelah barang belanjaan selesai di bayar, Ayra dan Karin pun keluar dari distro dan lagi-lagi sesekali Ayra mencuri pandang menatap laki-laki berjas hitam tersebut dan pada akhirnya suara keras terdengar dari arah belakang Ayra dan Karin. Tunggu??!!. Ayra dan Karin pun tercengang, Rin,,suara siapa tuh dari belakang?? Masa’ sih mas Razka?? Tapi, nggak mungkin deehh. Dan suara itu pun kembali terdengar, Maaf, yang namanya Ayra mana yah?? Saya ada perlu dengan perempuan yang bernama Ayra, lebih tepatnya Almayra Putri Azallea. Setelah itu, perbincangan pun berlangsung.
            Oooh,,jadi kamu itu calon tunangan aku?? Soalnya, mama bilang kalau beliau mau ke Surabaya hari ini. Entah jam berapa nyampeknya aku nggak tau. Pantesan aja, Mama selalu tau pengeluaran aku setiap minggunya, karena setiap kali aku belanja selalu ke distro ini, hehehe. Setelah Ayra berbicara panjang lebar, Razka pun berkata, Awalnya aku tak menyangka bahwa seorang Ayra itu shopping holic. Tetapi, aku pernah di beritahu oleh Papa mu katanya putri kesayangannya Ayra itu hobi banget ke Mall, maka dari itu aku buka usaha distro biar uangmu nggak habis untuk belanja, karena apapun yang kamu mau tinggal bilang aja, dan aku akan memenuhi semua permintaanmu. Dan secepatnya, kita harus memantapkan hubungan ini. Kebetulan, ntar malem kita ada acara, terutama ngomongin masalah pertunangan kita. Senyum dan tawa kecil pun mulai menghiasi wajah manis Ayra setelah mendengar cerita dari Razka. Setelah perbincangan antara Razka dan Ayra berakhir, Ayra dan Karin pun di antar pulang oleh Razka. Hingga Karin pun tak hentin-hentin nya mengucapkan selamat dan merasa bahagia atas kebahagiaan yang Ayra peroleh hari ini. Selamat yah Ayra sayang. Akhirnya kamu menemukan pangeran pujaan hati yang baru kemarin kamu taksir dan kagumi. Namanya juga jodoh, nggak bakal kemana. Suara Karin pun membuat suasana tampak asyik, dan Ayra pun hanya tersenyum lepas dan berkata, Aku juga nggak nyangka, ternyata seorang shopping holic menemukan belahan jiwanya di distro dan berkat dompetku yang kelupa’an di distro membawaku menemukan pujaan hati. Mendengar pengakuan Ayra, lantas Karin pun tertawa terbahak-bahak sambil mencubit pipi Ayra.

Tidak ada komentar: